Investasi Kuartal I 2025 Rendah, Sri Mulyani: Perlu Diwaspadai

Investasi Kuartal I 2025 Rendah, Sri Mulyani: Perlu Diwaspadai

Investasi Kuartal I 2025 Rendah, Sri Mulyani: Perlu Diwaspadai

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan kekhawatiran atas performa investasi yang kurang memuaskan pada kuartal pertama tahun 2025. Data menunjukkan bahwa Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), yang merupakan indikator utama investasi, hanya tumbuh sebesar 2,12 persen. Angka ini jauh di bawah pertumbuhan pada kuartal IV 2024 yang mencapai 5,03 persen. Kondisi ini, menurut Sri Mulyani, memerlukan perhatian serius karena investasi memegang peranan krusial dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

Dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Kamis, 3 Juli 2025, Sri Mulyani menekankan bahwa pertumbuhan investasi sebesar 2,1 persen tergolong sangat lemah. "Kalau kita ingin (ekonomi) tumbuh 5 persen biasanya investasi juga harus tumbuh sekitar 5 persen, karena investasi itu menjelaskan 28 persen dari produk domestik bruto kita," ujarnya. Pernyataan ini menggarisbawahi betapa pentingnya investasi dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Pemerintah sendiri telah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2026 berada di kisaran 5,2 hingga 5,8 persen. Untuk mencapai target tersebut, Sri Mulyani menegaskan bahwa investasi harus ditingkatkan secara signifikan, hampir tiga kali lipat, mendekati angka 6 persen. Adapun target investasi yang ditetapkan untuk tahun 2025 adalah antara 4,5 hingga 4,7 persen, sementara target untuk tahun 2026 adalah antara 6,5 hingga 6,8 persen. Kesenjangan antara realisasi saat ini dan target yang ditetapkan menunjukkan tantangan besar yang harus dihadapi pemerintah.

Sri Mulyani juga menyoroti peran penting Danantara, sebuah lembaga pembiayaan pembangunan, dalam meningkatkan investasi. Ia menekankan bahwa Danantara harus mampu menarik investasi swasta agar dapat berfungsi sebagai katalisator pertumbuhan. "Kalau investasi Danantara mampu menarik swasta, maka Danantara bisa menjadi katalis," kata Sri Mulyani. Namun, ia juga mengingatkan bahwa jika Danantara tidak berhasil menarik investasi swasta, kehadirannya justru dapat memicu crowding-out, yaitu kondisi di mana investasi pemerintah justru menghambat investasi swasta.

Mantan Managing Director Bank Dunia itu juga menyampaikan komitmen pemerintah untuk terus memperbaiki berbagai faktor yang dapat meningkatkan investasi. Upaya-upaya tersebut meliputi pemberian insentif fiskal serta percepatan foreign direct investment (FDI) atau investasi asing langsung di sektor-sektor prioritas. Pemerintah menyadari bahwa iklim investasi yang kondusif sangat penting untuk menarik modal asing dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, menurut Sri Mulyani, deregulasi juga merupakan faktor penting dalam mendorong investasi. Ia memberikan contoh deregulasi penyaluran pupuk bersubsidi yang telah berhasil meningkatkan pertumbuhan di sektor pertanian. Deregulasi yang efektif dapat mengurangi hambatan birokrasi, meningkatkan efisiensi, dan menciptakan lingkungan bisnis yang lebih menarik bagi investor.

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyatakan bahwa ketidakpastian perekonomian global turut memengaruhi rendahnya investasi pada kuartal I 2025. "PMTB melambat karena ada kemungkinan investor memilih untuk wait and see di tengah ketidakpastian global," kata Amalia dalam konferensi pers pada Senin, 5 Mei 2025. Kondisi ekonomi global yang tidak menentu membuat investor cenderung berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani mengungkapkan bahwa ketidakpastian domestik juga berperan dalam lemahnya minat investor. Selain itu, kebijakan yang tidak konsisten dan pelaksanaan deregulasi yang lambat membuat pelaku usaha enggan mengambil risiko. "Kepercayaan diri pelaku usaha terhadap ekspansi kinerja masih rendah karena ketidakpastian terlalu tinggi," kata Shinta kepada Tempo, Senin, 5 Mei 2025. Pernyataan ini menyoroti pentingnya stabilitas kebijakan dan kepastian hukum dalam menarik investasi.

Rendahnya investasi pada kuartal I 2025 merupakan sinyal peringatan bagi pemerintah. Berbagai faktor, baik eksternal maupun internal, berkontribusi terhadap kondisi ini. Ketidakpastian ekonomi global, ketidakpastian domestik, kebijakan yang tidak konsisten, dan pelaksanaan deregulasi yang lambat menjadi hambatan utama bagi investasi. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi tantangan-tantangan ini dan menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan pemerintah antara lain:

  1. Meningkatkan Kepastian Hukum dan Stabilitas Kebijakan: Pemerintah perlu memastikan bahwa kebijakan yang dibuat konsisten dan dapat diprediksi. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan investor dan mengurangi risiko investasi.

  2. Mempercepat Pelaksanaan Deregulasi: Deregulasi yang efektif dapat mengurangi hambatan birokrasi dan meningkatkan efisiensi. Pemerintah perlu mempercepat pelaksanaan deregulasi di berbagai sektor ekonomi.

  3. Memberikan Insentif Fiskal yang Menarik: Insentif fiskal dapat menjadi daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Pemerintah perlu memberikan insentif fiskal yang kompetitif dibandingkan dengan negara-negara lain.

  4. Meningkatkan Koordinasi Antar Lembaga Pemerintah: Koordinasi yang baik antar lembaga pemerintah sangat penting untuk memastikan bahwa kebijakan yang dibuat selaras dan saling mendukung.

  5. Mempromosikan Investasi Secara Aktif: Pemerintah perlu secara aktif mempromosikan potensi investasi di Indonesia kepada investor asing. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti pameran, seminar, dan kunjungan kerja.

  6. Memperkuat Peran Danantara: Danantara perlu diperkuat perannya sebagai katalisator investasi. Lembaga ini harus mampu menarik investasi swasta dan membiayai proyek-proyek strategis yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

  7. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia: Kualitas sumber daya manusia yang baik sangat penting untuk mendukung investasi. Pemerintah perlu meningkatkan investasi di bidang pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja.

  8. Memperbaiki Infrastruktur: Infrastruktur yang memadai merupakan prasyarat penting untuk menarik investasi. Pemerintah perlu terus meningkatkan investasi di bidang infrastruktur seperti jalan, jembatan, pelabuhan, dan bandara.

  9. Menjaga Stabilitas Makroekonomi: Stabilitas makroekonomi yang terjaga akan menciptakan iklim investasi yang kondusif. Pemerintah perlu menjaga inflasi tetap rendah, nilai tukar stabil, dan defisit anggaran terkendali.

  10. Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas: Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara akan meningkatkan kepercayaan investor dan mengurangi risiko korupsi.

Dengan mengambil langkah-langkah strategis tersebut, pemerintah diharapkan dapat meningkatkan investasi dan mencapai target pertumbuhan ekonomi yang telah ditetapkan. Investasi yang tinggi akan menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Selain itu, penting bagi pemerintah untuk terus memantau perkembangan ekonomi global dan mengambil langkah-langkah antisipatif untuk menghadapi berbagai tantangan yang mungkin timbul. Kerja sama yang erat antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat sangat penting untuk mencapai tujuan pembangunan ekonomi yang diinginkan.

Investasi bukan hanya sekadar angka-angka statistik. Investasi adalah kunci untuk membuka potensi ekonomi Indonesia dan mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat. Oleh karena itu, pemerintah perlu memberikan perhatian serius terhadap peningkatan investasi dan menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Investasi Kuartal I 2025 Rendah, Sri Mulyani: Perlu Diwaspadai

More From Author

Bahlil Semprot Dirjen ESDM dan Bos PLN di Rapat DPR: Kurang Ajar Kalian

Erick Thohir Ganti Dirut Bulog Novi Helmy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *