Cara Mendapatkan dan Menggunakan Mesin EDC

Cara Mendapatkan dan Menggunakan Mesin EDC

Cara Mendapatkan dan Menggunakan Mesin EDC

Kasus dugaan korupsi pengadaan mesin Electronic Data Capture (EDC) di Bank Rakyat Indonesia (BRI) pada periode 2020-2024 menjadi sorotan utama. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan dua direksi BRI sebagai tersangka dalam kasus yang merugikan negara hingga Rp 744 miliar ini. Kedua direksi tersebut adalah Catur Budi Harto, yang saat itu menjabat sebagai Wakil Direktur Utama, dan Indra Utoyo, yang menjabat sebagai Direktur Digital, Teknologi Informasi, dan Operasi BRI.

Selain kedua direksi tersebut, KPK juga menetapkan tiga tersangka lain, yaitu SEVP Manajemen Aktiva dan Pengadaan BRI Dedi Sunardi (DS), Dirut PT Pasifik Cipta Solusi Elvizar (EL), dan Dirut PT Bringin Inti Teknologi Rudy S. Kartadidjaja (RSK). Penetapan tersangka ini diumumkan oleh Pelaksana Tugas Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta.

Menurut Juru Bicara KPK Budi Prasetyo, pengadaan mesin EDC di BRI bermasalah karena adanya rekayasa dan pengkondisian dalam proses pengadaan barang dan jasa (PBJ). Proses PBJ yang seharusnya transparan dan sesuai ketentuan, justru diwarnai dengan pengaturan dan rekayasa untuk memenangkan produk tertentu. KPK juga menemukan adanya penggelembungan harga, di mana harga EDC yang dibeli oleh BRI lebih tinggi dari nilai wajar.

Kasus ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana mesin EDC seharusnya diperoleh dan digunakan secara benar, serta bagaimana pengadaan barang dan jasa di lembaga keuangan seperti BRI seharusnya dilakukan untuk mencegah korupsi.

Apa Itu Mesin EDC?

Mesin EDC (Electronic Data Capture) adalah perangkat elektronik yang digunakan oleh merchant atau pedagang untuk menerima pembayaran dari pelanggan menggunakan kartu kredit, kartu debit, kartu prabayar (prepaid card), dan aplikasi pembayaran digital seperti QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Mesin ini memungkinkan transaksi pembayaran non-tunai secara elektronik, memfasilitasi proses jual beli, dan mengurangi ketergantungan pada uang tunai.

Mesin EDC dilengkapi dengan berbagai fitur, termasuk:

  • Pembaca Kartu: Membaca informasi dari strip magnetik atau chip yang terdapat pada kartu kredit atau debit.
  • Keypad: Digunakan oleh pelanggan untuk memasukkan PIN (Personal Identification Number) saat melakukan pembayaran dengan kartu debit.
  • Layar: Menampilkan informasi transaksi, seperti jumlah yang harus dibayar, nama merchant, dan status transaksi.
  • Printer: Mencetak struk pembayaran sebagai bukti transaksi bagi pelanggan dan merchant.
  • Konektivitas: Terhubung ke jaringan bank atau penyedia layanan pembayaran melalui saluran komunikasi seperti GPRS, Wi-Fi, atau kabel LAN.

Manfaat Menggunakan Mesin EDC

Penggunaan mesin EDC memberikan berbagai manfaat bagi merchant dan pelanggan, di antaranya:

  • Kemudahan dan Kecepatan Transaksi: Mesin EDC mempercepat proses pembayaran dibandingkan dengan transaksi tunai. Pelanggan tidak perlu menghitung uang kembalian, dan merchant tidak perlu menyediakan uang kembalian dalam jumlah besar.
  • Keamanan Transaksi: Transaksi menggunakan mesin EDC lebih aman daripada transaksi tunai. Risiko kehilangan uang tunai atau menerima uang palsu dapat diminimalkan. Selain itu, transaksi elektronik tercatat secara digital, sehingga memudahkan pelacakan dan audit.
  • Peningkatan Penjualan: Dengan menerima pembayaran menggunakan kartu kredit atau debit, merchant dapat menjangkau lebih banyak pelanggan. Banyak konsumen lebih memilih membayar dengan kartu karena alasan kenyamanan dan kemudahan.
  • Pengelolaan Keuangan yang Lebih Baik: Mesin EDC menyediakan laporan transaksi secara otomatis, sehingga memudahkan merchant dalam mengelola keuangan dan memantau penjualan.
  • Citra Profesional: Penggunaan mesin EDC memberikan kesan profesional dan modern pada bisnis Anda. Pelanggan akan merasa lebih nyaman dan percaya untuk berbelanja di tempat Anda.
  • Meningkatkan Efisiensi: Mengurangi antrian panjang di kasir karena transaksi lebih cepat dan efisien.

Cara Mendapatkan Mesin EDC

Untuk mendapatkan mesin EDC, Anda perlu mengikuti beberapa langkah berikut:

  1. Pilih Bank atau Penyedia Layanan Pembayaran: Hubungi beberapa bank atau penyedia layanan pembayaran (payment gateway) yang menawarkan layanan mesin EDC. Bandingkan biaya, fitur, dan persyaratan dari masing-masing penyedia layanan.
  2. Ajukan Permohonan: Setelah memilih penyedia layanan yang sesuai, ajukan permohonan untuk mendapatkan mesin EDC. Biasanya, Anda perlu mengisi formulir aplikasi dan melampirkan dokumen-dokumen yang diperlukan.
  3. Siapkan Dokumen Persyaratan: Dokumen persyaratan yang umumnya dibutuhkan antara lain:
    • Fotokopi KTP pemilik usaha
    • Fotokopi NPWP perusahaan
    • Fotokopi Akta Pendirian perusahaan (jika ada)
    • Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) atau Nomor Induk Berusaha (NIB)
    • Fotokopi rekening koran perusahaan
    • Surat Keterangan Domisili Usaha
  4. Proses Verifikasi: Bank atau penyedia layanan pembayaran akan melakukan verifikasi terhadap dokumen-dokumen yang Anda ajukan. Proses verifikasi ini biasanya memakan waktu beberapa hari kerja.
  5. Penandatanganan Kontrak: Jika permohonan Anda disetujui, Anda akan diminta untuk menandatangani kontrak kerja sama dengan bank atau penyedia layanan pembayaran.
  6. Instalasi dan Pelatihan: Setelah kontrak ditandatangani, bank atau penyedia layanan pembayaran akan menginstal mesin EDC di tempat usaha Anda dan memberikan pelatihan tentang cara menggunakan mesin tersebut.

Cara Menggunakan Mesin EDC

Berikut adalah langkah-langkah umum dalam menggunakan mesin EDC:

  1. Nyalakan Mesin EDC: Tekan tombol power untuk menyalakan mesin EDC.
  2. Masukkan Jumlah Pembayaran: Masukkan jumlah yang harus dibayar oleh pelanggan menggunakan keypad.
  3. Pilih Jenis Kartu: Pilih jenis kartu yang digunakan oleh pelanggan (kredit atau debit).
  4. Gesek atau Masukkan Kartu: Gesek kartu pada slot yang tersedia (untuk kartu dengan strip magnetik) atau masukkan kartu ke dalam slot chip (untuk kartu dengan chip). Beberapa mesin EDC juga mendukung pembayaran contactless (tanpa kontak) dengan menempelkan kartu pada mesin.
  5. Masukkan PIN (Jika Diperlukan): Jika menggunakan kartu debit, pelanggan akan diminta untuk memasukkan PIN mereka menggunakan keypad.
  6. Konfirmasi Transaksi: Setelah PIN dimasukkan (jika diperlukan), mesin EDC akan memproses transaksi. Pastikan jumlah yang tertera di layar sudah benar sebelum mengkonfirmasi transaksi.
  7. Cetak Struk: Setelah transaksi berhasil, mesin EDC akan mencetak struk pembayaran. Berikan struk tersebut kepada pelanggan sebagai bukti transaksi.
  8. Selesaikan Transaksi: Selesaikan transaksi dengan memberikan barang atau jasa yang dibeli oleh pelanggan.

Tips Aman Menggunakan Mesin EDC

  • Periksa Mesin EDC Secara Berkala: Pastikan mesin EDC dalam kondisi baik dan tidak ada kerusakan atau gangguan.
  • Jaga Kerahasiaan PIN: Jangan pernah memberitahukan PIN kartu debit Anda kepada siapapun.
  • Perhatikan Saat Memasukkan PIN: Tutupi keypad saat memasukkan PIN untuk mencegah orang lain melihat PIN Anda.
  • Simpan Struk Pembayaran: Simpan struk pembayaran sebagai bukti transaksi dan untuk keperluan rekonsiliasi.
  • Laporkan Kehilangan atau Kerusakan Mesin EDC: Jika mesin EDC hilang atau rusak, segera laporkan kepada bank atau penyedia layanan pembayaran.
  • Update Software Mesin EDC: Pastikan software mesin EDC selalu diperbarui ke versi terbaru untuk mencegah celah keamanan.

Alternatif Mesin EDC

Selain mesin EDC tradisional, terdapat beberapa alternatif yang semakin populer, di antaranya:

  • mPOS (Mobile Point of Sale): Sistem mPOS menggunakan smartphone atau tablet sebagai mesin kasir. Perangkat ini terhubung ke pembaca kartu melalui Bluetooth atau koneksi audio. mPOS lebih fleksibel dan mudah dibawa-bawa dibandingkan dengan mesin EDC tradisional.
  • QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard): QRIS adalah standar kode QR yang digunakan untuk pembayaran di Indonesia. Pelanggan dapat melakukan pembayaran dengan memindai kode QR menggunakan aplikasi pembayaran digital seperti GoPay, OVO, atau Dana.
  • Aplikasi Payment Gateway: Beberapa penyedia layanan pembayaran menawarkan aplikasi yang memungkinkan merchant menerima pembayaran secara online atau offline menggunakan smartphone.

Pencegahan Korupsi dalam Pengadaan Mesin EDC

Kasus korupsi pengadaan mesin EDC di BRI menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam proses pengadaan barang dan jasa di lembaga keuangan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah korupsi dalam pengadaan mesin EDC:

  • Proses Pengadaan yang Transparan: Pastikan proses pengadaan dilakukan secara terbuka dan transparan, dengan melibatkan banyak pihak dan memberikan kesempatan yang sama kepada semua vendor.
  • Penetapan Harga yang Wajar: Lakukan riset pasar untuk menentukan harga yang wajar untuk mesin EDC. Hindari penggelembungan harga atau mark-up yang tidak wajar.
  • Pengawasan yang Ketat: Bentuk tim pengawas independen yang bertugas mengawasi seluruh proses pengadaan, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan.
  • Penerapan Good Corporate Governance (GCG): Terapkan prinsip-prinsip GCG dalam seluruh kegiatan perusahaan, termasuk pengadaan barang dan jasa.
  • Whistleblowing System: Sediakan saluran pelaporan (whistleblowing system) yang aman dan anonim bagi karyawan atau pihak lain yang mengetahui adanya praktik korupsi.
  • Evaluasi Rutin: Lakukan evaluasi rutin terhadap proses pengadaan untuk mengidentifikasi potensi risiko korupsi dan melakukan perbaikan yang diperlukan.
  • Peningkatan Kesadaran Anti-Korupsi: Lakukan sosialisasi dan pelatihan tentang anti-korupsi kepada seluruh karyawan.

Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat, lembaga keuangan dapat meminimalkan risiko korupsi dalam pengadaan mesin EDC dan memastikan penggunaan dana publik secara efektif dan efisien. Kasus di BRI ini menjadi pengingat bahwa pengawasan dan transparansi adalah kunci untuk mencegah praktik korupsi yang merugikan negara dan masyarakat.

Cara Mendapatkan dan Menggunakan Mesin EDC

More From Author

Profil Yunus Nusi: Dari Sekjen PSSI Hingga Komisaris Angkasa Pura di Bawah Kendali Erick Thohir

Kata Pertamina Soal Tersangka Baru Korupsi Minyak Mentah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *