Allo Bank Gandeng ADVANCE.AI Tangkal Ancaman Deepfake di Sektor Perbankan

Allo Bank Gandeng ADVANCE.AI Tangkal Ancaman Deepfake di Sektor Perbankan

Allo Bank Gandeng ADVANCE.AI Tangkal Ancaman Deepfake di Sektor Perbankan

Allo Bank memperkuat benteng pertahanannya terhadap kejahatan siber, khususnya ancaman deepfake, dengan menggandeng ADVANCE.AI, perusahaan teknologi terkemuka yang berspesialisasi dalam solusi verifikasi identitas digital. Kemitraan strategis ini diumumkan dalam sebuah forum media yang berlangsung di Menara Bank Mega, Jakarta, pada Kamis, 17 Juli 2025, menandai langkah proaktif Allo Bank dalam melindungi nasabah dan integritas sistem keuangannya dari praktik penipuan yang semakin canggih.

Ancaman deepfake, yang melibatkan manipulasi digital video dan audio untuk menciptakan identitas palsu atau memalsukan tindakan seseorang, telah menjadi perhatian serius di sektor perbankan. Teknologi ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan jahat, termasuk penipuan identitas, pengajuan pinjaman palsu, dan pencucian uang. Allo Bank, sebagai salah satu bank digital terkemuka di Indonesia, menyadari pentingnya mengambil langkah-langkah pencegahan yang efektif untuk mengatasi risiko ini.

Anggraini Rahayu, General Manager ADVANCE.AI, menjelaskan bahwa kemitraan ini akan memungkinkan Allo Bank untuk memanfaatkan solusi verifikasi identitas canggih yang dikembangkan oleh ADVANCE.AI. Solusi ini mencakup serangkaian teknologi biometrik, seperti face compare, liveness detection, dan face search, yang dirancang untuk memastikan akurasi dan keaslian identitas nasabah.

"Face compare memungkinkan sistem untuk membandingkan wajah seseorang dengan foto identitas yang diberikan, seperti KTP atau paspor. Liveness detection memastikan bahwa orang yang sedang diverifikasi benar-benar hadir secara fisik dan bukan hanya gambar atau video yang direkam sebelumnya. Face search memungkinkan sistem untuk mencari wajah seseorang dalam database untuk mengidentifikasi potensi risiko atau kecocokan dengan daftar hitam," jelas Anggraini.

Lebih lanjut, Anggraini menekankan bahwa ADVANCE.AI juga melakukan pengecekan identitas melalui data kependudukan yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil). Hal ini memastikan bahwa identitas yang diberikan oleh nasabah sesuai dengan data resmi yang tercatat oleh pemerintah.

Data yang dipaparkan oleh ADVANCE.AI menunjukkan peningkatan signifikan dalam serangan digital yang menggunakan deepfake. Sejak tahun 2022 hingga 2023, terjadi lonjakan hingga 10 kali lipat dalam jumlah serangan deepfake. Sementara itu, data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa kerugian yang dialami oleh pelaku bisnis di Indonesia akibat kejahatan siber mencapai Rp 700 miliar hanya dalam kurun waktu tiga bulan, antara November 2024 hingga Februari 2025.

"Ancaman deepfake itu nyata dan semakin mengkhawatirkan. Sayangnya, masih banyak pelaku bisnis yang belum menyadari risiko ini atau tidak tahu bagaimana cara mengantisipasinya," ungkap Anggraini. Menurutnya, sekitar 50 persen pelaku bisnis di Indonesia belum memiliki kesadaran yang memadai tentang ancaman deepfake dan cara menghadapinya.

Direktur Risiko, Kepatuhan, dan Hukum Allo Bank, Ganda Raharja Rusli, mengakui bahwa kejahatan deepfake merupakan tantangan serius dalam verifikasi biometrik nasabah. "Kekuatan bank digital terletak pada ekosistemnya. Bank bertanggung jawab dalam proses know your customer (KYC). Oleh karena itu, kami menggandeng ADVANCE.AI untuk membantu kami dalam proses verifikasi nasabah," kata Ganda.

Ganda menjelaskan bahwa Allo Bank menyadari bahwa hilangnya peran uang tunai dan beralihnya masyarakat ke aplikasi digital telah meningkatkan risiko kejahatan siber. "Sekarang, yang dipilih bukan lagi kartu di dompet, tetapi tombol di aplikasi. Persaingannya ada di situ," ujarnya. Namun, kemudahan yang ditawarkan oleh aplikasi digital juga membuka celah bagi pelaku kejahatan untuk membobol sistem menggunakan video manipulatif.

"Dengan segala teknologi yang ada, bank harus memastikan bahwa nasabah mendapatkan kemudahan, kenyamanan, dan keamanan," tegas Ganda. Ia menambahkan bahwa Allo Bank berkomitmen untuk terus berinvestasi dalam teknologi keamanan digital untuk melindungi nasabah dari berbagai ancaman siber.

Ganda juga mengapresiasi respons positif dari OJK dan Bank Indonesia terhadap perkembangan teknologi di sektor keuangan. "Kami melihat bahwa regulator sekarang semakin terbuka untuk berdialog dengan industri. Bahkan sebelum aturan baru dirilis, ada banyak sekali dialog antara kami. Salah satunya adalah OJK yang memberikan blueprint tentang apa yang harus diperhatikan oleh bank dalam mengimplementasi AI," ungkapnya.

ADVANCE.AI mengembangkan solusi deteksi deepfake yang terintegrasi, menggabungkan berbagai teknologi untuk mengidentifikasi dan mencegah upaya penipuan. Solusi ini mencakup face blacklist, background blacklist, dan analisis perilaku pengguna secara real-time.

"Face blacklist berisi daftar wajah-wajah yang teridentifikasi sebagai pelaku kejahatan atau memiliki risiko tinggi. Background blacklist berisi daftar informasi latar belakang yang mencurigakan, seperti alamat IP atau nomor telepon yang terkait dengan aktivitas penipuan. Analisis perilaku pengguna secara real-time memantau aktivitas pengguna untuk mendeteksi pola yang tidak biasa atau mencurigakan," jelas Anggraini.

Selain itu, ADVANCE.AI juga melakukan assessment terhadap behavior data dengan mengumpulkan semua data terkait individu. Analisis riwayat juga dilakukan untuk melihat keterkaitan pengguna dengan layanan keuangan. Hal ini memungkinkan ADVANCE.AI untuk membangun profil risiko yang komprehensif untuk setiap pengguna dan mengidentifikasi potensi ancaman deepfake dengan lebih akurat.

Kemitraan antara Allo Bank dan ADVANCE.AI merupakan contoh bagaimana lembaga keuangan dapat bekerja sama dengan perusahaan teknologi untuk meningkatkan keamanan digital dan melindungi nasabah dari ancaman deepfake. Dengan menggabungkan keahlian dan teknologi yang dimiliki oleh kedua belah pihak, Allo Bank dapat memperkuat sistem keamanannya dan memberikan rasa aman kepada nasabah dalam bertransaksi secara digital.

Inisiatif ini juga sejalan dengan upaya OJK dan Bank Indonesia untuk mendorong inovasi dan transformasi digital di sektor keuangan, sambil tetap menjaga stabilitas dan integritas sistem keuangan. Dengan adanya regulasi yang mendukung dan kerja sama yang erat antara regulator, lembaga keuangan, dan perusahaan teknologi, Indonesia dapat membangun ekosistem keuangan digital yang aman, efisien, dan inklusif.

Ke depan, diharapkan semakin banyak lembaga keuangan yang mengikuti jejak Allo Bank dalam mengadopsi teknologi keamanan digital canggih untuk mengatasi ancaman deepfake dan kejahatan siber lainnya. Dengan demikian, kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan digital akan semakin meningkat dan pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dapat terus berlanjut.

Pentingnya edukasi dan kesadaran masyarakat tentang risiko deepfake juga tidak boleh diabaikan. Masyarakat perlu diberikan informasi yang cukup tentang bagaimana cara mengidentifikasi deepfake dan bagaimana cara melindungi diri dari upaya penipuan. Lembaga keuangan, regulator, dan media massa dapat berperan aktif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang ancaman deepfake.

Dengan upaya bersama dari semua pihak, Indonesia dapat membangun sistem keuangan digital yang tangguh dan aman, yang mampu menghadapi berbagai tantangan dan ancaman di era digital. Kemitraan antara Allo Bank dan ADVANCE.AI merupakan langkah penting dalam mewujudkan visi tersebut.

Allo Bank Gandeng ADVANCE.AI Tangkal Ancaman Deepfake di Sektor Perbankan

More From Author

BSU Masih Dalam Tahap Penyaluran, Simak Cara Cek Status Pencairannya

Kasus-Kasus Pasar Keuangan yang Melibatkan Influencer: Antara Edukasi, Promosi, dan Jeratan Hukum

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *