BNI: Potensi Kredit untuk Petani Tebu Lebih dari Rp 1 Triliun

BNI: Potensi Kredit untuk Petani Tebu Lebih dari Rp 1 Triliun

BNI: Potensi Kredit untuk Petani Tebu Lebih dari Rp 1 Triliun

Pemerintah Indonesia sedang mempersiapkan peluncuran skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang baru, dirancang khusus untuk mendukung petani tebu di seluruh negeri. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), sebagai salah satu bank milik negara terkemuka, telah menyatakan kesiapannya untuk mendukung penuh program pemerintah ini. Langkah ini diharapkan dapat memberikan dorongan signifikan bagi sektor pertanian tebu, meningkatkan produktivitas, dan pada akhirnya, berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.

Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, menjelaskan bahwa BNI telah mengembangkan model pembiayaan berbasis ekosistem yang komprehensif. Model ini melibatkan kerja sama erat dengan berbagai pemangku kepentingan di sektor pertanian tebu, termasuk petani, pabrik gula, dan pihak-pihak lain yang terkait dalam rantai pasok. "Saat ini, potensi pembiayaan yang tengah dijajaki untuk petani mitra mencapai lebih dari Rp 1 triliun," ungkap Okki dalam keterangan tertulis yang disampaikan kepada Tempo pada Jumat, 11 Juli 2025. Angka ini menunjukkan komitmen BNI yang besar dalam mendukung sektor pertanian tebu dan memberikan akses permodalan yang lebih mudah bagi para petani.

Selain fokus pada KUR untuk petani tebu, pemerintah juga tengah menyusun skema KUR untuk pekerja migran dan UMKM kontraktor. Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memperluas jangkauan KUR dan memberikan dukungan finansial kepada berbagai sektor ekonomi. Dengan adanya berbagai skema KUR yang berbeda, diharapkan semakin banyak masyarakat yang dapat mengakses pembiayaan yang terjangkau dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

Okki Rushartomo meyakinkan bahwa BNI akan tetap mampu menjaga rasio kredit bermasalah (NPL) dan rasio kredit dalam perhatian khusus (DPK) pada tingkat yang terkendali, meskipun dengan adanya peningkatan penyaluran KUR. Hal ini akan dicapai melalui penerapan prinsip kehati-hatian dalam proses penyaluran kredit dan pengelolaan risiko yang efektif.

Untuk menjaga kualitas portfolio kredit, BNI menerapkan prinsip kehati-hatian yang ketat dalam setiap tahap penyaluran pembiayaan. Proses seleksi calon debitur dilakukan secara cermat dan teliti untuk memastikan bahwa hanya petani yang memenuhi syarat dan memiliki kemampuan untuk mengembalikan pinjaman yang akan menerima KUR. Selain itu, BNI juga memanfaatkan teknologi untuk memantau dan menagih pinjaman secara efektif, sehingga dapat mengurangi risiko kredit bermasalah.

Lebih lanjut, BNI juga memberikan pendampingan kepada para debitur, terutama di sektor-sektor produktif seperti pertanian tebu. Program pendampingan ini bertujuan untuk membantu petani meningkatkan produktivitas mereka, mengelola keuangan dengan lebih baik, dan mengatasi berbagai tantangan yang mungkin mereka hadapi dalam menjalankan usaha pertanian mereka. Dengan adanya pendampingan yang berkelanjutan, diharapkan para petani dapat memanfaatkan KUR dengan optimal dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menjelaskan bahwa petani tebu rakyat dapat mengajukan KUR dengan plafon hingga Rp 500 juta, secara kumulatif, tanpa harus beralih ke KUR komersial. Hal ini memberikan fleksibilitas yang lebih besar bagi para petani untuk mengembangkan usaha mereka dan meningkatkan produksi tebu. Selain itu, petani tebu hanya dikenakan bunga sebesar 6 persen dalam KUR ini, yang merupakan tingkat bunga yang sangat terjangkau dan membantu mengurangi beban finansial para petani.

Airlangga Hartarto juga menekankan bahwa KUR ini dapat diajukan secara individu maupun kelompok. Fleksibilitas ini memungkinkan para petani untuk memilih cara yang paling sesuai dengan kondisi dan kebutuhan mereka. KUR dapat diajukan oleh kelompok tani yang ingin mengembangkan usaha bersama, maupun oleh petani individu yang ingin meningkatkan produksi tebu mereka sendiri.

Lebih lanjut, Airlangga menjelaskan bahwa pengajuan KUR harus disertai dengan offtake dari pabrik gula, termasuk pabrik gula BUMN PT Sinergi Gula Nusantara atau Sugar Co. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa hasil panen tebu para petani dapat diserap oleh pabrik gula dengan harga yang wajar, sehingga para petani memiliki jaminan pasar dan dapat memperoleh pendapatan yang stabil.

Dengan fasilitas KUR ini, Airlangga Hartarto berharap agar penanaman kembali tebu dapat ditingkatkan, sehingga dapat meningkatkan imbal hasil bagi para petani. Selain itu, fasilitas KUR ini juga diharapkan dapat membantu mewujudkan ketahanan pangan nasional, dengan meningkatkan produksi gula dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor.

"Sehingga dengan revitalisasi KUR ini bisa diberikan fasilitas dan ini bisa dijalankan untuk sektor ketahanan pangan ataupun pertanian," ujar Airlangga Hartarto di kantornya, kawasan Lapangan Banteng, Jakarta, pada Kamis, 3 Juli 2025. Pernyataan ini menegaskan komitmen pemerintah untuk mendukung sektor pertanian dan mewujudkan ketahanan pangan melalui berbagai program dan kebijakan yang tepat sasaran.

Secara keseluruhan, inisiatif pemerintah untuk meluncurkan skema KUR khusus untuk petani tebu, dengan dukungan penuh dari BNI, merupakan langkah yang sangat positif dan strategis. Program ini diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan bagi sektor pertanian tebu, meningkatkan produktivitas, kesejahteraan petani, dan pada akhirnya, berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. Dengan adanya akses permodalan yang lebih mudah dan terjangkau, serta pendampingan yang berkelanjutan, para petani tebu diharapkan dapat mengembangkan usaha mereka, meningkatkan produksi, dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian Indonesia.

Selain itu, penting untuk dicatat bahwa keberhasilan program KUR ini juga akan sangat bergantung pada koordinasi yang baik antara berbagai pihak terkait, termasuk pemerintah, BNI, pabrik gula, dan tentunya, para petani tebu itu sendiri. Dengan kerja sama yang solid dan komitmen yang kuat dari semua pihak, diharapkan program KUR ini dapat mencapai tujuan yang diharapkan dan memberikan manfaat yang maksimal bagi seluruh masyarakat Indonesia. Pemerintah juga perlu terus memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program KUR ini secara berkala, untuk memastikan bahwa program ini berjalan efektif dan memberikan dampak yang positif bagi sektor pertanian tebu dan perekonomian nasional. Dengan demikian, program KUR ini dapat menjadi salah satu pilar penting dalam upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan mewujudkan ketahanan pangan nasional.

BNI: Potensi Kredit untuk Petani Tebu Lebih dari Rp 1 Triliun

More From Author

Bank Mega Syariah: Pembiayaan Korporasi Tumbuh 30,24 Persen per Juni

Memahami Apa dan Jenis Dana Bagi Hasil

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *