Bos Freeport Update Kondisi Smelter di Gresik: Operasi Kembali Lancar, Dukung Hilirisasi, dan Tarik Investasi

Bos Freeport Update Kondisi Smelter di Gresik: Operasi Kembali Lancar, Dukung Hilirisasi, dan Tarik Investasi

Bos Freeport Update Kondisi Smelter di Gresik: Operasi Kembali Lancar, Dukung Hilirisasi, dan Tarik Investasi

Pabrik pemurnian logam mulia (smelter) PT Freeport Indonesia yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur, telah kembali beroperasi secara penuh sejak Juni 2025. Hal ini menjadi kabar gembira setelah sempat mengalami insiden kebakaran pada Oktober 2024 yang menyebabkan penghentian sementara operasional. Proses perbaikan yang intensif dan terencana dengan baik berhasil diselesaikan pada Mei 2025, memungkinkan smelter untuk kembali beroperasi sesuai target.

Direktur Utama PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, menyampaikan perkembangan terkini mengenai kondisi smelter Gresik. Beliau mengungkapkan bahwa target produksi smelter dalam satu tahun ke depan adalah menghasilkan sekitar 200 ton perak dan 2.000 ton timbal. Mengingat smelter baru kembali beroperasi pada Juni 2025, target produksi hingga akhir tahun ini ditetapkan sebesar 30 hingga 40 ton perak.

"Kami optimistis dapat mencapai target produksi yang telah ditetapkan. Smelter Gresik merupakan investasi strategis bagi Freeport Indonesia dan memiliki peran penting dalam mendukung hilirisasi industri pertambangan di Indonesia," ujar Tony Wenas.

Keberadaan smelter Gresik memiliki dampak positif yang signifikan terhadap upaya hilirisasi industri di Indonesia. Smelter ini menghasilkan produk-produk logam mulia yang memiliki nilai tambah tinggi dan dapat digunakan sebagai bahan baku untuk berbagai industri hilir. Salah satu perusahaan yang telah menunjukkan minat besar untuk memanfaatkan produk dari smelter Gresik adalah PT Solder Tin Andalan Indonesia (Stania), anak perusahaan Arsari Tambang yang dimiliki oleh Hashim Djojohadikusumo.

PT Stania yang berlokasi di Batam bergerak di bidang produksi solder. Perusahaan ini membutuhkan pasokan perak dan timbal sebagai bahan baku utama dalam proses produksinya. Tony Wenas mengungkapkan bahwa PT Stania telah menjalin kerja sama dengan Freeport Indonesia untuk mendapatkan pasokan perak dan timbal dari smelter Gresik.

"Kami sangat senang dapat bermitra dengan PT Stania dalam mendukung pengembangan industri solder di Indonesia. Kerja sama ini merupakan bukti nyata bahwa produk-produk dari smelter Gresik memiliki daya saing tinggi dan dapat memenuhi kebutuhan industri dalam negeri," kata Tony Wenas.

Pada tahap awal kerja sama ini, Freeport Indonesia akan memasok sekitar 10 ton perak dan 250 ton timbal per tahun kepada PT Stania. Jumlah pasokan ini akan disesuaikan seiring dengan peningkatan kapasitas produksi PT Stania di masa mendatang.

Hashim Djojohadikusumo, pemilik Arsari Tambang, menyampaikan apresiasinya atas dukungan Freeport Indonesia terhadap pengembangan industri hilir di Indonesia. Beliau meyakini bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat hilirisasi mineral dunia berkat kekayaan sumber daya alam yang melimpah.

"Indonesia memiliki cadangan mineral yang sangat besar. Jika kita dapat mengelola sumber daya ini dengan baik dan mengembangkan industri hilir yang kuat, maka Indonesia dapat menjadi pemain utama dalam rantai pasok mineral global," ujar Hashim Djojohadikusumo.

Hashim Djojohadikusumo juga mengajak para investor untuk berinvestasi di sektor hilirisasi mineral di Indonesia. Beliau meyakini bahwa investasi di sektor ini akan memberikan keuntungan yang besar bagi investor sekaligus memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia.

Tony Wenas menambahkan bahwa keberadaan PT Stania di Batam dapat menjadi contoh sukses hilirisasi industri pertambangan di Indonesia. Beliau berharap bahwa semakin banyak perusahaan yang mengikuti jejak PT Stania untuk berinvestasi di sektor hilir dan memanfaatkan produk-produk dari smelter di Indonesia.

"Kami berharap bahwa keberadaan PT Stania dapat menarik minat investor lain untuk berinvestasi di sektor hilirisasi mineral di Indonesia. Pemerintah Indonesia juga terus berupaya untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi pengembangan industri hilir," kata Tony Wenas.

Tony Wenas juga mengungkapkan bahwa beberapa perusahaan asal Tiongkok telah menunjukkan ketertarikan untuk berinvestasi di sektor hilirisasi mineral di Indonesia. Beliau berharap bahwa investasi dari Tiongkok dapat mempercepat pengembangan industri hilir di Indonesia dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

"Kami menyambut baik minat investasi dari perusahaan-perusahaan Tiongkok di sektor hilirisasi mineral di Indonesia. Investasi ini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia dan menciptakan lapangan kerja baru," ujar Tony Wenas.

Tony Wenas meyakini bahwa dengan dukungan dari pemerintah, investor, dan seluruh pemangku kepentingan, Indonesia dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen. Hilirisasi industri pertambangan merupakan salah satu kunci untuk mencapai target tersebut.

Smelter Gresik merupakan salah satu proyek strategis nasional yang memiliki peran penting dalam mendukung hilirisasi industri pertambangan di Indonesia. Smelter ini memiliki kapasitas produksi yang besar dan menggunakan teknologi modern untuk menghasilkan produk-produk logam mulia berkualitas tinggi.

Selain menghasilkan perak dan timbal, smelter Gresik juga menghasilkan produk sampingan berupa asam sulfat. Asam sulfat merupakan bahan baku penting untuk berbagai industri, seperti industri pupuk, tekstil, dan kimia.

Keberadaan smelter Gresik memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah. Smelter ini menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan daerah, dan mendorong pertumbuhan industri pendukung di sekitarnya.

PT Freeport Indonesia berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja smelter Gresik dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia. Perusahaan ini juga berkomitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan dan menjalankan praktik bisnis yang berkelanjutan.

Dengan beroperasinya kembali smelter Gresik, diharapkan dapat memberikan dorongan positif bagi hilirisasi industri pertambangan di Indonesia dan menarik investasi lebih banyak lagi ke sektor ini. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai negara industri maju yang berdaya saing global.

Kisah sukses smelter Gresik dan kemitraan dengan PT Stania menjadi contoh inspiratif bagi pengembangan industri hilir di Indonesia. Diharapkan, semakin banyak perusahaan yang mengikuti jejak ini dan berkontribusi pada kemajuan perekonomian Indonesia.

Bos Freeport Update Kondisi Smelter di Gresik: Operasi Kembali Lancar, Dukung Hilirisasi, dan Tarik Investasi

More From Author

IHSG Sepekan Ini Ditutup Menguat 2,65 Persen, Parkir di Level 7.047,4

Politikus Senior PDIP Trimedya Panjaitan Jadi Komisaris Independen Pegadaian

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *