
Cerita Warga Garut Buka Jastip di PRJ: Peluang Bisnis Dadakan di Tengah Keramaian Jakarta Fair
Jakarta, 13 Juli 2025 – Hiruk pikuk Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair Kemayoran, yang akan segera menutup gerbangnya, menjadi magnet bagi ribuan pengunjung dari berbagai penjuru. Di tengah lautan manusia yang memadati Jakarta International Expo (JIExpo), terselip kisah inspiratif dari Ria, seorang warga Garut, Jawa Barat, yang melihat peluang bisnis dadakan dengan membuka jasa titip (jastip).
Ria, yang baru pertama kali menginjakkan kaki di PRJ, memutuskan untuk menjajal peruntungan dengan menawarkan jasa titip kepada teman-teman dan kenalannya. “Ini aku jastip aja, sih,” ujarnya kepada Tempo, mengungkapkan alasan kedatangannya ke arena pameran terbesar di Jakarta ini.
Perjalanan Ria ke PRJ tidaklah singkat. Bersama dua kakaknya, ia menumpang kereta api jarak jauh dari Bandung menuju Stasiun Jatinegara, menghabiskan waktu sekitar dua jam. Dari sana, mereka melanjutkan perjalanan ke Stasiun Rajawali, yang terletak tidak jauh dari lokasi PRJ. Setibanya di Stasiun Rajawali, Ria dan kedua kakaknya memesan ojek daring untuk mencapai JIExpo dan tiba di lokasi sekitar pukul 09.00 WIB.
Sesampainya di PRJ, Ria dibuat terkejut dengan keramaian yang luar biasa. “Enggak expect bakal sepenuh ini, sih. Sampai tadi kata si mbak penjaga booth-nya juga dia berharap hujan, biar enggak terlalu panas,” kata Ria, menggambarkan suasana padat pengunjung di area pameran.
Ria menceritakan bagaimana ide bisnis jastip ini muncul. Sebelum berangkat ke PRJ, ia terlebih dahulu menawarkan jasa titip melalui unggahan di media sosialnya. Respon yang ia terima cukup positif, dengan banyak teman dan kenalan yang tertarik untuk menitipkan barang kepadanya.
Setibanya di area pameran PRJ, Ria langsung beraksi. Ia mengambil foto berbagai produk yang berpotensi diminati oleh teman-temannya di media sosial. “Tadi pas dari pintu masuk, aku langsung foto-fotoin aja, terus langsung banyak yang bilang mau,” ujarnya, menjelaskan bagaimana ia memanfaatkan media sosial untuk menjaring pelanggan.
Ria juga membuka diri bagi permintaan jastip produk lain di luar yang ia fotokan. “Terus aku suruh mereka mencari dulu aja, kan banyak tuh di TikTok, mereka kirim ke aku, nanti aku carikan,” kata Ria, menunjukkan fleksibilitasnya dalam melayani permintaan pelanggan.
Sebelum menentukan besaran komisi yang akan ia kenakan, Ria melakukan riset kecil-kecilan di media sosial Instagram dan TikTok. Ia mencari tahu berapa kisaran komisi yang biasa dipatok oleh penyedia jasa titip lainnya. Berdasarkan informasi yang ia peroleh, Ria kemudian menetapkan komisi untuk jastip yang ia tawarkan.
“Kan di TikTok sama di Instagram udah banyak tuh yang jastip-jastip, aku samakan dengan mereka. Range-nya di Rp 15 ribu sampai Rp 35 ribu untuk satu item,” katanya, menjelaskan bagaimana ia menentukan harga jasanya.
Menurut Ria, nominal komisi tersebut sebanding dengan kemudahan yang didapatkan oleh para pembeli jasanya. Mereka tidak perlu repot-repot datang ke lokasi PRJ, berdesak-desakan dengan pengunjung lain, antre panjang, dan kepanasan.
“Sebandinglah. Soalnya yang beli juga mengerti sih, daripada jauh-jauh ke sini, terus ada yang open jastip, mereka mending jastip,” tutur Ria, meyakinkan bahwa jasa yang ia tawarkan memberikan nilai tambah bagi para pelanggannya.
Hingga siang hari, Ria memperkirakan total belanjaan jastipnya mencapai sekitar Rp 1 juta dan berpotensi terus bertambah. Produk yang paling banyak dititipkan adalah makanan dan botol minum.
Menariknya, Ria sendiri hampir tidak membeli apa pun untuk dirinya sendiri. Ia hanya membeli beberapa kotak roti untuk dijadikan oleh-oleh bagi keluarganya di rumah. “Aku cuman beli roti buat keluarga di rumah,” ujarnya.
Kisah Ria ini menjadi contoh bagaimana seseorang dapat melihat peluang bisnis di tengah keramaian dan memanfaatkan teknologi serta media sosial untuk menjangkau pelanggan. Dengan modal keberanian, kreativitas, dan sedikit riset, Ria berhasil meraup keuntungan dari jasa titip di PRJ.
Pekan Raya Jakarta 2025 sendiri diikuti oleh sekitar 2.550 perusahaan dari berbagai skala, mulai dari perusahaan internasional, multinasional, hingga usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Total terdapat 1.550 tenant yang menawarkan berbagai macam produk, mulai dari makanan dan minuman, perangkat elektronik, produk kesehatan dan kecantikan, peralatan rumah tangga, hingga otomotif.
Keberagaman produk dan merek yang hadir di PRJ menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Selain berbelanja, pengunjung juga dapat menikmati berbagai hiburan dan pertunjukan yang diselenggarakan selama acara berlangsung. PRJ telah menjadi agenda tahunan yang selalu dinantikan oleh masyarakat Jakarta dan sekitarnya.
Kisah Ria, dengan inisiatif jastipnya, mencerminkan semangat kewirausahaan yang tumbuh subur di kalangan masyarakat Indonesia. Di tengah keterbatasan dan tantangan, selalu ada peluang bagi mereka yang jeli melihat dan berani mengambil tindakan. PRJ, dengan segala keramaian dan potensi ekonominya, menjadi panggung yang tepat bagi para pelaku usaha seperti Ria untuk menguji kemampuan dan meraih kesuksesan.
Keberhasilan Ria juga menunjukkan bagaimana media sosial dapat dimanfaatkan sebagai alat pemasaran yang efektif dan efisien. Dengan memanfaatkan platform seperti Instagram dan TikTok, Ria dapat menjangkau target pasar yang luas dan menawarkan jasanya kepada mereka yang membutuhkan. Hal ini membuktikan bahwa teknologi dapat menjadi katalisator bagi pertumbuhan bisnis, terutama bagi para pelaku UMKM.
Selain itu, kisah Ria juga memberikan gambaran tentang perubahan perilaku konsumen di era digital. Semakin banyak orang yang lebih memilih untuk berbelanja secara online atau menggunakan jasa titip daripada harus datang langsung ke toko atau pusat perbelanjaan. Faktor kenyamanan, efisiensi waktu, dan kemudahan akses menjadi pertimbangan utama bagi konsumen modern.
Oleh karena itu, para pelaku usaha perlu beradaptasi dengan perubahan ini dan memanfaatkan teknologi untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan. Jasa titip, seperti yang dilakukan oleh Ria, dapat menjadi solusi bagi mereka yang ingin berbelanja tanpa harus repot-repot keluar rumah.
Di sisi lain, kisah Ria juga menyoroti pentingnya kreativitas dan inovasi dalam berbisnis. Dengan menawarkan jasa titip di PRJ, Ria tidak hanya sekadar mencari keuntungan, tetapi juga memberikan solusi bagi orang lain yang tidak memiliki kesempatan untuk datang langsung ke acara tersebut. Inisiatif seperti ini menunjukkan bahwa bisnis tidak hanya tentang mencari uang, tetapi juga tentang memberikan nilai tambah bagi masyarakat.
Sebagai penutup, kisah Ria, warga Garut yang sukses membuka jasa titip di PRJ, menjadi inspirasi bagi kita semua untuk selalu jeli melihat peluang dan berani mengambil tindakan. Dengan semangat kewirausahaan, kreativitas, dan pemanfaatan teknologi, siapa pun dapat meraih kesuksesan dalam berbisnis. PRJ, sebagai ajang pameran terbesar di Jakarta, menjadi bukti nyata bahwa peluang bisnis selalu terbuka lebar bagi mereka yang mau berusaha. Dan Ria, dengan kisah sederhananya, telah membuktikan bahwa kesuksesan dapat diraih di tengah keramaian dan persaingan. Ia adalah contoh nyata dari semangat pantang menyerah dan kemampuan untuk melihat peluang di mana orang lain mungkin tidak melihatnya. Kisah Ria adalah kisah tentang keberanian, inovasi, dan bagaimana seorang warga Garut dapat menemukan kesuksesan di tengah hiruk pikuk Jakarta Fair.
