
Erick Thohir Ganti Dirut Bulog Novi Helmy
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melakukan perombakan di jajaran direksi Perum Bulog dengan mengganti Direktur Utama Novi Helmy Prasetya. Keputusan ini tertuang dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor: SK-179/MBU/06/2025 tertanggal 30 Juni 2025. Pergantian ini menandai berakhirnya masa tugas Novi Helmy Prasetya sebagai Direktur Utama Perum Bulog, dan ia akan melanjutkan karir serta pengabdiannya di Tentara Nasional Indonesia (TNI). Sebagai pengganti sementara, Direktur Pengadaan Bulog, Prihasto Setyanto, ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama.
Perum Bulog menyampaikan apresiasi atas dedikasi dan kontribusi Novi Helmy selama menjabat sebagai Direktur Utama. Di bawah kepemimpinannya, Bulog dinilai telah mencapai berbagai capaian penting yang signifikan dalam memperkuat perannya sebagai fondasi ketahanan pangan nasional.
Berikut adalah susunan terbaru Direksi Bulog pasca pergantian:
- Pelaksana Tugas Direktur Utama sekaligus Direktur Pengadaan: Prihasto Setyanto
- Wakil Direktur Utama: Mayjen TNI (Purn) Marga Taufiq
- Direktur Bisnis: Febby Novita
- Direktur Keuangan: Hendra Susanto
- Direktur Operasional dan Pelayanan Publik: Mokhamad Suyamto
- Direktur SDM dan Umum: Sudarsono Hardjosoekarto
Novi Helmy Prasetya dilantik sebagai Direktur Utama Perum Bulog pada 7 Februari 2025, saat masih aktif sebagai prajurit TNI. Penunjukannya saat itu menjadi sorotan karena menandai langkah strategis pemerintah dalam memperkuat sektor pangan. Dalam konferensi pers yang diadakan di Kantor Kementerian BUMN pada 10 Februari 2025, Erick Thohir menjelaskan bahwa penunjukan Novi Helmy sebagai pimpinan Bulog adalah bagian dari upaya pemerintah untuk mewujudkan swasembada pangan. Erick Thohir menekankan pentingnya perspektif baru dalam pengelolaan Bulog agar dapat memaksimalkan penyerapan beras dari petani lokal.
Latar Belakang dan Konteks Pergantian
Pergantian Direktur Utama Bulog ini terjadi di tengah dinamika kompleks sektor pangan Indonesia. Bulog sebagai badan usaha milik negara memiliki peran krusial dalam menjaga stabilitas harga pangan, mengamankan stok beras nasional, dan menyalurkan bantuan pangan kepada masyarakat yang membutuhkan. Efektivitas Bulog dalam menjalankan mandat ini sangat berpengaruh terhadap ketahanan pangan dan stabilitas ekonomi nasional.
Beberapa faktor yang mungkin menjadi pertimbangan dalam pergantian ini meliputi:
- Evaluasi Kinerja: Kementerian BUMN secara rutin melakukan evaluasi terhadap kinerja direksi BUMN, termasuk Bulog. Evaluasi ini mencakup berbagai aspek seperti pencapaian target, efisiensi operasional, tata kelola perusahaan yang baik, dan kontribusi terhadap program-program pemerintah.
- Perubahan Strategi: Pemerintah mungkin memiliki strategi baru dalam pengelolaan sektor pangan yang memerlukan perubahan kepemimpinan di Bulog. Strategi ini bisa terkait dengan peningkatan produksi dalam negeri, stabilisasi harga, perbaikan sistem distribusi, atau modernisasi infrastruktur.
- Tantangan Sektor Pangan: Sektor pangan Indonesia menghadapi berbagai tantangan seperti perubahan iklim, fluktuasi harga global, masalah logistik, dan persaingan dengan produk impor. Kepemimpinan yang kuat dan adaptif dibutuhkan untuk mengatasi tantangan ini dan memastikan ketahanan pangan nasional.
- Sinergi dengan TNI: Penunjukan Novi Helmy Prasetya sebelumnya sebagai Direktur Utama Bulog merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan sinergi antara BUMN dan TNI dalam mendukung program-program pemerintah. Namun, mungkin ada pertimbangan lain yang menyebabkan Novi Helmy kembali fokus pada karirnya di TNI.
Harapan dan Tantangan ke Depan
Dengan penunjukan Prihasto Setyanto sebagai Plt Direktur Utama, diharapkan Bulog dapat terus menjalankan fungsinya secara efektif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Beberapa harapan dan tantangan yang dihadapi Bulog ke depan antara lain:
- Stabilitas Harga: Menjaga stabilitas harga beras dan komoditas pangan lainnya menjadi prioritas utama Bulog. Hal ini membutuhkan koordinasi yang baik dengan pemerintah, petani, pedagang, dan pihak-pihak terkait lainnya.
- Penyerapan Hasil Panen: Bulog harus mampu menyerap hasil panen petani lokal dengan harga yang wajar, sehingga memberikan insentif bagi petani untuk meningkatkan produksi.
- Distribusi yang Efisien: Memastikan distribusi pangan yang efisien dan merata ke seluruh wilayah Indonesia, terutama daerah-daerah terpencil dan rawan pangan.
- Pengelolaan Stok: Mengelola stok pangan nasional secara optimal untuk mengantisipasi gejolak harga, bencana alam, dan kebutuhan mendesak lainnya.
- Modernisasi: Melakukan modernisasi di berbagai aspek operasional Bulog, termasuk sistem informasi, logistik, dan manajemen risiko.
- Tata Kelola: Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi.
Profil Singkat Pejabat yang Terlibat
- Erick Thohir: Menteri BUMN yang memiliki kewenangan untuk melakukan perombakan direksi BUMN. Erick Thohir dikenal sebagai sosok yang profesional, inovatif, dan berorientasi pada hasil.
- Novi Helmy Prasetya: Mantan Direktur Utama Perum Bulog yang memiliki latar belakang militer. Penunjukannya sebelumnya diharapkan dapat membawa disiplin dan efisiensi dalam pengelolaan Bulog.
- Prihasto Setyanto: Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Perum Bulog yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Pengadaan. Pengalamannya di bidang pengadaan diharapkan dapat membantu Bulog dalam menjaga stok pangan nasional.
- Mayjen TNI (Purn) Marga Taufiq: Wakil Direktur Utama Perum Bulog yang memiliki pengalaman di bidang logistik dan manajemen. Kehadirannya diharapkan dapat memperkuat koordinasi internal dan eksternal Bulog.
Kesimpulan
Pergantian Direktur Utama Bulog merupakan bagian dari dinamika organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan efektivitas. Kementerian BUMN memiliki kewenangan untuk melakukan perombakan direksi BUMN demi mencapai tujuan-tujuan strategis perusahaan. Penunjukan Prihasto Setyanto sebagai Plt Direktur Utama diharapkan dapat membawa stabilitas dan kontinuitas dalam operasional Bulog. Tantangan ke depan bagi Bulog adalah menjaga stabilitas harga pangan, menyerap hasil panen petani, mendistribusikan pangan secara efisien, mengelola stok dengan baik, melakukan modernisasi, dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. Keberhasilan Bulog dalam menjalankan mandatnya akan sangat berpengaruh terhadap ketahanan pangan dan stabilitas ekonomi nasional.
