
Hashim Resmikan Pabrik Solder Berbasis Timah di Batam
Batam, 11 Juli 2025 – Sebuah tonggak penting dalam industri pertambangan dan manufaktur Indonesia telah diresmikan di Batam, Kepulauan Riau. Hashim S. Djojohadikusumo, tokoh pengusaha terkemuka dan adik dari Presiden Prabowo Subianto, secara resmi membuka operasional pabrik PT Solder Tin Andalan Indonesia (STANIA), anak perusahaan dari Arsari Tambang, pada hari Kamis, 10 Juli 2025. Pabrik ini, yang berlokasi strategis di Kawasan Industri Tunas Prima, Batam, menandai langkah signifikan dalam pengembangan industri solder berbasis timah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan di Indonesia.
Peresmian pabrik STANIA dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi, Todotua Pasaribu, Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, serta para pemimpin industri dan mitra strategis perusahaan. Kehadiran para pemangku kepentingan ini mencerminkan dukungan kuat terhadap inisiatif hilirisasi nasional dan komitmen untuk menciptakan nilai tambah dari sumber daya mineral Indonesia.
Dalam sambutannya, Hashim S. Djojohadikusumo, yang juga menjabat sebagai Komisaris Utama Arsari Tambang, menyampaikan visi dan misi perusahaan dalam mendukung hilirisasi nasional dan menjawab tantangan global terkait transisi energi dan keberlanjutan. "Kami mendukung hilirisasi nasional dan menjawab tantangan global transisi energi serta keberlanjutan. Ini merupakan awal dari perjalanan panjang Arsari Tambang menuju industri pertambangan yang bertanggung jawab secara lingkungan dan sosial," tegas Hashim.
Pabrik STANIA dirancang dengan konsep berkelanjutan dan ramah lingkungan. Salah satu aspek utama adalah penggunaan pasokan listrik dari sumber energi baru dan terbarukan (EBT) yang telah tersertifikasi sertifikat energi terbarukan (REC) dari PLN. Selain itu, desain bangunan pabrik mengoptimalkan pemanfaatan pencahayaan alami melalui atap transparan, sehingga mengurangi konsumsi listrik secara signifikan.
Direktur Utama Arsari Tambang, Aryo P. S. Djojohadikusumo, menjelaskan bahwa pendirian pabrik solder ini merupakan bagian integral dari pengembangan ekosistem industri timah nasional yang komprehensif. "Melalui pemanfaatan teknologi ramah lingkungan dan kemitraan strategis, kami ingin menunjukkan bahwa industri pertambangan juga dapat menjadi pelopor dalam keberlanjutan," ujar Aryo.
Pabrik STANIA dibangun di atas lahan seluas 6.500 meter persegi dan telah melalui proses konstruksi yang intensif sejak dimulai pada 10 Mei 2024. Dengan investasi yang signifikan, pabrik ini memiliki kapasitas produksi awal sebesar 2.000 ton batang solder per tahun. Namun, perusahaan memiliki ambisi besar untuk melakukan ekspansi kapasitas hingga mencapai 16.000 ton per tahun, yang akan mencakup berbagai produk solder, termasuk kawat, bubuk, dan pasta solder. Target pendapatan tahunan dari operasional pabrik ini diproyeksikan mencapai Rp1 triliun, yang akan memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah dan nasional.
Untuk memastikan pasokan bahan baku yang stabil dan berkualitas, STANIA telah menandatangani pokok perjanjian (HoA) dengan PT Freeport Indonesia untuk pengadaan timbal dan perak. Kemitraan strategis ini akan memperkuat posisi STANIA sebagai produsen solder terkemuka di Indonesia dan memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan pasar domestik dan internasional.
Selain itu, STANIA juga menjalin kerja sama dengan Volex, penyedia solusi konektivitas global yang memiliki reputasi yang solid di pasar global. Kerja sama ini bertujuan untuk mengembangkan rantai pasokan solder yang efisien dan berkelanjutan, serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor yang semakin meningkat. Dengan bermitra dengan Volex, STANIA dapat mengakses pasar global yang lebih luas dan meningkatkan daya saing produk-produknya.
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi, Todotua Pasaribu, memberikan apresiasi atas inisiatif Arsari Tambang dalam membangun pabrik solder berbasis timah yang ramah lingkungan. Ia menyatakan bahwa fasilitas ini sejalan dengan prioritas pemerintah dalam menciptakan nilai tambah dari sumber daya mineral dan memperkuat sektor manufaktur nasional. "Pemerintah sangat mendukung investasi yang berorientasi pada hilirisasi dan keberlanjutan. Pabrik STANIA ini adalah contoh yang baik dari bagaimana industri pertambangan dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," kata Todotua.
Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, menyambut baik kehadiran pabrik STANIA di Batam. Ia berharap bahwa pabrik ini akan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. "Kami berharap pabrik STANIA dapat menjadi motor penggerak ekonomi di Kepulauan Riau dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat setempat," ujar Ansar.
Pabrik STANIA diharapkan dapat memenuhi kebutuhan solder di berbagai sektor industri, termasuk elektronik, otomotif, konstruksi, dan energi. Solder merupakan komponen penting dalam perakitan perangkat elektronik dan sistem kelistrikan, sehingga permintaan terhadap solder terus meningkat seiring dengan pertumbuhan industri-industri tersebut. Dengan kapasitas produksi yang besar dan kualitas produk yang terjamin, STANIA siap untuk memenuhi permintaan pasar domestik dan internasional.
Selain itu, pabrik STANIA juga diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Dengan menggunakan energi terbarukan dan teknologi ramah lingkungan, pabrik ini berkontribusi terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca dan pelestarian sumber daya alam. Selain itu, perusahaan juga berkomitmen untuk menjalankan program-program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar, seperti pelatihan keterampilan, bantuan pendidikan, dan peningkatan infrastruktur.
Keberadaan pabrik STANIA di Batam juga akan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat. Perusahaan berencana untuk merekrut tenaga kerja lokal dan memberikan pelatihan keterampilan yang dibutuhkan untuk bekerja di pabrik solder. Hal ini akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, serta mengurangi tingkat pengangguran di daerah tersebut.
Pabrik STANIA merupakan investasi strategis yang akan memberikan manfaat jangka panjang bagi Indonesia. Dengan mengembangkan industri solder berbasis timah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor solder dan meningkatkan ekspor produk-produk bernilai tambah tinggi. Hal ini akan meningkatkan daya saing industri nasional dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain kunci dalam rantai pasokan global.
Selain itu, pabrik STANIA juga dapat menjadi contoh bagi perusahaan-perusahaan lain di sektor pertambangan dan manufaktur untuk mengadopsi praktik-praktik berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dengan menunjukkan bahwa industri pertambangan dapat berjalan seiring dengan pelestarian lingkungan, STANIA dapat menginspirasi perusahaan-perusahaan lain untuk melakukan hal yang sama dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Dengan peresmian pabrik STANIA, Indonesia telah mengambil langkah maju dalam mengembangkan industri pertambangan dan manufaktur yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi. Pabrik ini diharapkan dapat menjadi simbol kemajuan dan inovasi, serta memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
