Ini Tujuan Pemerintah Terbitkan Sukuk Global Syariah US$ 2,2 Miliar

Ini Tujuan Pemerintah Terbitkan Sukuk Global Syariah US$ 2,2 Miliar

Ini Tujuan Pemerintah Terbitkan Sukuk Global Syariah US$ 2,2 Miliar

Pemerintah Indonesia baru saja menerbitkan sukuk global syariah senilai US$ 2,2 miliar, atau setara dengan Rp 35,94 triliun (dengan asumsi kurs Rp 16.340 per US$). Penerbitan ini terdiri dari dua tenor, yaitu US$ 1,1 miliar dengan tenor lima tahun dan US$ 1,1 miliar dengan tenor sepuluh tahun. Langkah ini menjadi sorotan utama di pasar keuangan global, menandakan kepercayaan investor terhadap instrumen keuangan yang diterbitkan oleh Indonesia.

Sukuk global ini diterbitkan dalam format Reg S/144A Trust Certificates, yang akan jatuh tempo masing-masing pada tahun 2030 dan 2035. Transaksi ini merupakan penerbitan ketiga yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia di pasar keuangan global pada tahun 2025. Sebelumnya, pemerintah telah menerbitkan instrumen serupa dalam mata uang US$, Euro (EUR), dan Yen Jepang (JPY). Keberagaman mata uang yang digunakan menunjukkan fleksibilitas dan kemampuan pemerintah dalam memanfaatkan berbagai peluang di pasar global.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan bahwa minat investor terhadap instrumen keuangan yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia tetap tinggi, terlepas dari mata uang yang digunakan. Pernyataan ini mencerminkan stabilitas ekonomi Indonesia yang terus membaik dan kepercayaan investor terhadap kebijakan yang diambil oleh pemerintah.

Dana yang diperoleh dari penerbitan sukuk global syariah ini akan digunakan untuk pembiayaan hijau dan berkelanjutan. Ini mencakup langkah-langkah mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Sukuk global dengan tenor sepuluh tahun secara khusus merupakan green series, dengan aset dasar green assets Pemerintah Indonesia. Fokus pada pembiayaan hijau dan berkelanjutan menunjukkan komitmen Indonesia terhadap isu-isu lingkungan global.

Penerbitan green sukuk ini didasarkan pada Sustainable Government Securities Framework yang mengacu pada standar internasional, sesuai dengan Second Party Opinion oleh Sustainable Fitch. Kerangka kerja ini memastikan bahwa dana yang diperoleh digunakan untuk proyek-proyek yang benar-benar berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi lingkungan.

Sejak pertama kali diterbitkan pada tahun 2018, pemerintah telah menerbitkan green global sukuk senilai total US$ 7,7 miliar. Rinciannya adalah US$ 1,25 miliar pada tahun 2018, US$ 750 juta pada tahun 2019, 2020, dan 2021, US$ 1,5 miliar pada tahun 2022, US$ 1 miliar pada tahun 2023, US$ 600 juta pada tahun 2024, dan US$ 1,1 miliar pada tahun 2025. Angka-angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam penerbitan green sukuk dari tahun ke tahun, mencerminkan komitmen pemerintah untuk mendukung proyek-proyek berkelanjutan.

Sukuk global ini diterbitkan melalui Perusahaan Penerbit Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Indonesia III (PPSI-III), sebuah badan hukum yang didirikan khusus oleh pemerintah Indonesia untuk penerbitan SBSB dalam mata uang asing di pasar internasional. Pemerintah membuka transaksi pada sesi pagi Asia, tepatnya pada tanggal 16 Juli 2025. Pemilihan waktu ini strategis untuk menarik minat investor dari berbagai wilayah.

DJPPR Kemenkeu mencatat bahwa penawaran ini menarik minat investor yang kuat sejak awal, dengan orderbook dalam satu jam pertama dan orderbook gabungan mencapai permintaan puncak sebesar US$ 7 miliar. Tingginya permintaan ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia dan kemampuan pemerintah dalam mengelola keuangan negara.

Transaksi ini sejalan dengan strategi pemerintah untuk membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025. Pelunasan atau setelmen sukuk global akan dilakukan pada tanggal 23 Juli 2025, dan dicatatkan di Singapore Exchange Securities Trading Limited dan NASDAQ Dubai. Pencatatan di bursa efek internasional ini meningkatkan visibilitas dan likuiditas sukuk global.

Setiap tenor akan diberi peringkat Baa2 oleh Moody’s Investor Service, BBB oleh S&P Global Ratings Services, dan BBB oleh Fitch Ratings. Peringkat ini menunjukkan bahwa sukuk global berada dalam kategori investasi menengah ke bawah, yang masih dianggap aman dan menarik bagi investor.

Dalam transaksi ini, BofA Securities, Deutsche Bank, Dubai Islamic Bank, HSBC, dan Mandiri Securities bertindak sebagai joint lead managers dan joint bookrunners. PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk bertindak sebagai manajer bersama atau co-manager. Keterlibatan lembaga keuangan terkemuka ini menunjukkan kepercayaan pasar terhadap penerbitan sukuk global.

Penerbitan sukuk global syariah ini merupakan langkah strategis pemerintah Indonesia untuk memperkuat posisi keuangan negara dan mendukung proyek-proyek berkelanjutan. Keberhasilan penerbitan ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia dan komitmen pemerintah terhadap isu-isu lingkungan global.

Analisis Mendalam dan Implikasi Penerbitan Sukuk Global Syariah

Penerbitan sukuk global syariah oleh pemerintah Indonesia senilai US$ 2,2 miliar memiliki implikasi yang signifikan bagi berbagai aspek, mulai dari ekonomi, keuangan, hingga lingkungan. Berikut adalah analisis mendalam mengenai penerbitan ini:

  1. Dampak Ekonomi:

    • Pembiayaan APBN: Penerbitan sukuk ini memberikan sumber pendanaan tambahan bagi APBN 2025. Dana yang diperoleh akan digunakan untuk membiayai berbagai proyek pembangunan dan program pemerintah, yang pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
    • Diversifikasi Sumber Pendanaan: Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk mendiversifikasi sumber pendanaan APBN. Penerbitan sukuk global syariah merupakan salah satu langkah dalam diversifikasi ini, yang membantu mengurangi ketergantungan pada sumber pendanaan tradisional seperti pinjaman bank.
    • Peningkatan Investasi Asing: Keberhasilan penerbitan sukuk ini menunjukkan kepercayaan investor asing terhadap ekonomi Indonesia. Hal ini dapat menarik lebih banyak investasi asing ke Indonesia, yang akan memberikan dorongan lebih lanjut bagi pertumbuhan ekonomi.
  2. Dampak Keuangan:

    • Pengembangan Pasar Keuangan Syariah: Penerbitan sukuk global syariah berkontribusi pada pengembangan pasar keuangan syariah di Indonesia. Semakin banyak instrumen keuangan syariah yang diterbitkan, semakin besar pula pilihan investasi yang tersedia bagi investor yang berinvestasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
    • Benchmark Harga: Penerbitan sukuk global syariah ini dapat menjadi benchmark bagi penerbitan sukuk lainnya di Indonesia. Harga dan imbal hasil yang ditawarkan dalam sukuk ini dapat menjadi acuan bagi penerbit lain dalam menentukan harga dan imbal hasil sukuk mereka.
    • Peningkatan Likuiditas: Pencatatan sukuk global di bursa efek internasional seperti Singapore Exchange Securities Trading Limited dan NASDAQ Dubai meningkatkan likuiditas sukuk tersebut. Hal ini memudahkan investor untuk membeli dan menjual sukuk, sehingga meningkatkan daya tarik sukuk sebagai instrumen investasi.
  3. Dampak Lingkungan:

    • Pembiayaan Proyek Hijau: Penggunaan dana dari penerbitan sukuk global syariah untuk pembiayaan hijau dan berkelanjutan menunjukkan komitmen pemerintah Indonesia terhadap isu-isu lingkungan. Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek yang berkontribusi pada mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
    • Dukungan Terhadap Pembangunan Berkelanjutan: Penerbitan green sukuk sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Proyek-proyek yang dibiayai melalui green sukuk akan memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
    • Peningkatan Kesadaran Lingkungan: Penerbitan green sukuk dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan investor mengenai pentingnya investasi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Hal ini dapat mendorong lebih banyak investasi ke sektor-sektor yang mendukung pembangunan berkelanjutan.
  4. Tantangan dan Peluang:

    • Volatilitas Pasar Global: Kondisi pasar keuangan global yang volatil dapat mempengaruhi harga dan permintaan sukuk global. Pemerintah perlu memantau kondisi pasar secara cermat dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi risiko volatilitas.
    • Persaingan dengan Instrumen Lain: Sukuk global bersaing dengan instrumen investasi lainnya di pasar keuangan global. Pemerintah perlu memastikan bahwa sukuk yang diterbitkan memiliki daya saing yang tinggi, baik dari segi imbal hasil maupun risiko.
    • Peluang Pengembangan Produk: Pemerintah memiliki peluang untuk mengembangkan produk-produk keuangan syariah yang inovatif dan menarik bagi investor. Pengembangan produk-produk ini dapat meningkatkan daya tarik pasar keuangan syariah Indonesia dan menarik lebih banyak investasi.

Kesimpulan

Penerbitan sukuk global syariah oleh pemerintah Indonesia merupakan langkah positif yang memiliki dampak signifikan bagi ekonomi, keuangan, dan lingkungan. Keberhasilan penerbitan ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia dan komitmen pemerintah terhadap pembangunan berkelanjutan. Pemerintah perlu terus memantau kondisi pasar global dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan keberlanjutan penerbitan sukuk dan pengembangan pasar keuangan syariah di Indonesia. Dengan pengelolaan yang baik, penerbitan sukuk global syariah dapat menjadi salah satu pilar penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Ini Tujuan Pemerintah Terbitkan Sukuk Global Syariah US$ 2,2 Miliar

More From Author

BNI Lelang Ribuan Aset Agunan, Ada Rumah hingga Hotel

Sejuta Sarjana Masih Pengangguran, DPR Minta Pemerintah Evaluasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *