
Sejarah Bandara Halim Perdanakusuma: Bandara Komersial Sekaligus Markas Komando TNI AU
Bandara Halim Perdanakusuma, sebuah nama yang tak asing bagi masyarakat Jakarta dan sekitarnya, menyimpan sejarah panjang dan peran penting dalam dunia penerbangan Indonesia. Lebih dari sekadar bandara komersial, Halim Perdanakusuma juga merupakan pangkalan penting bagi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU), menjadikannya sebuah fasilitas strategis dengan fungsi ganda. Namun, dinamika operasional bandara ini terus berkembang, dengan rencana pemindahan sebagian penerbangan komersial ke Bandara Soekarno-Hatta yang dijadwalkan mulai 1 Agustus 2025.
Rencana pemindahan ini tentu menimbulkan berbagai pertanyaan dan spekulasi mengenai masa depan Bandara Halim Perdanakusuma. Untuk memahami konteks perubahan ini, penting untuk menelusuri sejarah panjang dan peran penting yang telah dimainkan oleh bandara ini dalam perkembangan penerbangan di Indonesia.
Awal Mula dan Perkembangan Awal
Sejarah Bandara Halim Perdanakusuma berawal jauh sebelum kemerdekaan Indonesia. Pada abad ke-17, wilayah Cililitan, tempat bandara ini berdiri, merupakan bagian dari tanah partikelir bernama Tandjoeng Ost yang dimiliki oleh Pieter van der Velde. Seiring berjalannya waktu, sebagian dari tanah ini dialihfungsikan menjadi sebuah lapangan terbang pada tahun 1924, menjadi cikal bakal bandara pertama di Batavia (nama Jakarta pada masa kolonial).
Lapangan terbang ini kemudian berkembang menjadi pangkalan udara militer yang strategis, terutama pada masa pendudukan Jepang. Setelah kemerdekaan Indonesia, pangkalan udara ini diambil alih oleh TNI AU dan diberi nama Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, sebagai penghormatan kepada Marsekal Muda Anumerta Halim Perdanakusuma, seorang pahlawan nasional yang gugur dalam tugas.
Peran Ganda: Militer dan Sipil
Sejak awal kemerdekaan, Bandara Halim Perdanakusuma memainkan peran ganda, yaitu sebagai pangkalan militer dan bandara sipil. Sebagai markas Komando Operasi Angkatan Udara I (Koops AU I) TNI AU, bandara ini menjadi pusat komando dan pengendalian operasi udara di wilayah barat Indonesia. Di sisi lain, Bandara Halim Perdanakusuma juga melayani penerbangan sipil, menghubungkan Jakarta dengan berbagai kota di Indonesia dan dunia.
Pada masa lalu, Bandara Halim Perdanakusuma bahkan menjadi bandara internasional utama di Jakarta, bersama dengan Bandara Kemayoran. Keduanya berbagi beban melayani penerbangan internasional hingga tahun 1980-an. Namun, dengan semakin meningkatnya volume penerbangan, Bandara Kemayoran menjadi semakin padat, dan pemerintah memutuskan untuk membangun bandara baru di Cengkareng, yang kemudian dikenal sebagai Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Perubahan Fokus dan Revitalisasi
Setelah Bandara Soekarno-Hatta beroperasi, Bandara Halim Perdanakusuma secara bertahap mengurangi jadwal penerbangan sipil dan lebih fokus pada kepentingan militer. Bandara Kemayoran kemudian ditutup, dan sebagian besar penerbangan sipil dialihkan ke Bandara Soekarno-Hatta.
Meskipun demikian, Bandara Halim Perdanakusuma tetap melayani sejumlah penerbangan sipil, terutama penerbangan charter, penerbangan VIP, dan penerbangan militer. Pada tahun 2014, Bandara Halim Perdanakusuma kembali dibuka untuk penerbangan komersial berjadwal, sebagai solusi untuk mengatasi kepadatan di Bandara Soekarno-Hatta.
Keputusan ini membawa angin segar bagi Bandara Halim Perdanakusuma, dengan peningkatan signifikan dalam jumlah penumpang dan penerbangan. Bandara ini menjadi alternatif yang populer bagi penumpang yang ingin menghindari kepadatan di Bandara Soekarno-Hatta, terutama untuk penerbangan domestik.
Pemindahan Penerbangan ke Soekarno-Hatta: Sebuah Era Baru?
Rencana pemindahan sebagian penerbangan dari Bandara Halim Perdanakusuma ke Bandara Soekarno-Hatta pada tahun 2025 menandai babak baru dalam sejarah bandara ini. Menurut informasi yang disampaikan oleh General Manager PT Angkasa Pura Indonesia Kantor Cabang Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Dwi Ananda Wicaksana, sekitar 50 persen penerbangan di Bandara Halim Perdanakusuma akan dipindahkan ke Bandara Soekarno-Hatta.
Pemindahan ini dilakukan dengan seleksi ketat untuk memastikan tidak ada tumpang tindih rute dengan penerbangan yang sudah ada di Bandara Soekarno-Hatta. PT Angkasa Pura Indonesia juga telah menyiapkan segala fasilitas dan infrastruktur yang diperlukan untuk menampung tambahan penerbangan dari Bandara Halim Perdanakusuma.
Salah satu langkah penting yang diambil adalah revitalisasi Terminal 1C di Bandara Soekarno-Hatta. Terminal ini akan kembali dioperasikan pada bulan Agustus, dengan maskapai Citilink sebagai salah satu pengguna utamanya. Revitalisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan di Bandara Soekarno-Hatta, sehingga dapat menampung tambahan penerbangan dari Bandara Halim Perdanakusuma dengan lancar.
Masa Depan Bandara Halim Perdanakusuma
Dengan pemindahan sebagian penerbangan komersial ke Bandara Soekarno-Hatta, muncul pertanyaan mengenai masa depan Bandara Halim Perdanakusuma. Apakah bandara ini akan kembali fokus sepenuhnya pada kepentingan militer? Atau apakah akan ada perubahan strategi dan pengembangan baru yang akan dilakukan?
Meskipun belum ada informasi resmi mengenai rencana jangka panjang untuk Bandara Halim Perdanakusuma, dapat dipastikan bahwa bandara ini akan tetap memainkan peran penting dalam sistem pertahanan dan keamanan nasional. Sebagai markas Koops AU I TNI AU, Bandara Halim Perdanakusuma akan terus menjadi pusat komando dan pengendalian operasi udara di wilayah barat Indonesia.
Selain itu, Bandara Halim Perdanakusuma juga dapat terus melayani penerbangan VIP, penerbangan charter, dan penerbangan kargo, serta menjadi alternatif bagi penerbangan yang membutuhkan penanganan khusus. Dengan lokasi yang strategis dan fasilitas yang memadai, Bandara Halim Perdanakusuma memiliki potensi untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi dunia penerbangan Indonesia.
Kesimpulan
Sejarah Bandara Halim Perdanakusuma adalah cerminan dari perkembangan penerbangan di Indonesia. Dari lapangan terbang sederhana pada masa kolonial, hingga menjadi bandara komersial dan pangkalan militer yang penting, Bandara Halim Perdanakusuma telah melewati berbagai fase dan perubahan.
Rencana pemindahan sebagian penerbangan ke Bandara Soekarno-Hatta merupakan bagian dari dinamika operasional yang terus berkembang. Meskipun akan ada perubahan dalam fungsi dan peran bandara ini, Bandara Halim Perdanakusuma akan tetap menjadi bagian penting dari sejarah dan masa depan penerbangan Indonesia.
Dengan sejarah yang kaya dan peran strategis yang dimilikinya, Bandara Halim Perdanakusuma akan terus menjadi saksi bisu perkembangan dunia penerbangan di Indonesia, serta menjadi kebanggaan bagi bangsa dan negara. Bandara ini akan terus beradaptasi dengan perubahan zaman dan memberikan kontribusi positif bagi kemajuan Indonesia di masa depan.
