
Survei BI: Kegiatan Dunia Usaha Meningkat pada Kuartal II 2025
Kinerja kegiatan dunia usaha di Indonesia menunjukkan tren positif pada kuartal II 2025, sebagaimana terungkap dalam Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI). Indikator utama yang mencerminkan peningkatan ini adalah Saldo Bersih Tertimbang (SBT) yang mencapai 11,80 persen. Angka ini mengindikasikan bahwa secara agregat, dunia usaha mengalami ekspansi dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, di mana SBT tercatat sebesar 7,63 persen. Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa kinerja pada kuartal II 2025 masih berada di bawah capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu kuartal II 2024, yang mencatatkan SBT sebesar 17,20 persen.
Peningkatan kegiatan dunia usaha pada kuartal II 2025 didorong oleh sejumlah faktor yang saling terkait dan memengaruhi berbagai sektor ekonomi. Salah satu pendorong utama adalah kinerja yang menggembirakan dari mayoritas lapangan usaha. Secara khusus, sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Hal ini sejalan dengan pola musiman realisasi anggaran pemerintah yang biasanya meningkat pada kuartal kedua. Pemerintah cenderung mempercepat pencairan anggaran untuk berbagai program dan proyek, yang pada gilirannya memberikan stimulus bagi kegiatan ekonomi di berbagai sektor.
Selain itu, sektor Industri Pengolahan juga memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kegiatan dunia usaha. Permintaan yang terjaga, terutama selama periode rangkaian libur hari besar keagamaan nasional, menjadi faktor penting yang mendorong kinerja sektor ini. Libur panjang dan perayaan hari besar keagamaan seringkali memicu peningkatan konsumsi masyarakat, yang kemudian berdampak positif pada produksi dan penjualan industri pengolahan.
Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum juga mengalami peningkatan kinerja yang signifikan pada kuartal II 2025. Hal ini tidak terlepas dari momentum libur hari besar keagamaan nasional yang menarik banyak wisatawan domestik maupun mancanegara. Peningkatan kunjungan wisatawan berdampak langsung pada peningkatan permintaan akan akomodasi, makanan, dan minuman, sehingga mendorong pertumbuhan sektor ini.
Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan juga mencatatkan pertumbuhan yang solid pada kuartal II 2025. Meskipun tidak sepesat sektor lainnya, kontribusi sektor ini tetap signifikan mengingat perannya sebagai salah satu sektor ekonomi utama di Indonesia. Sub-lapangan usaha Perkebunan dan Peternakan menjadi motor penggerak utama pertumbuhan sektor ini. Permintaan yang stabil untuk produk-produk perkebunan dan peternakan, baik dari pasar domestik maupun internasional, menjadi faktor penting yang mendukung kinerja sektor ini.
Selain indikator SBT, kapasitas produksi terpakai juga menjadi salah satu tolok ukur penting untuk mengukur kinerja dunia usaha. Pada kuartal II 2025, kapasitas produksi terpakai tercatat sebesar 73,58 persen, meningkat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang sebesar 73,25 persen. Peningkatan ini mengindikasikan bahwa dunia usaha semakin optimal dalam memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk memenuhi permintaan pasar. Sektor Pertambangan dan Penggalian serta sektor Pengadaan Listrik menjadi kontributor utama peningkatan kapasitas produksi terpakai.
Bank Indonesia juga melakukan survei terhadap ekspektasi pelaku usaha mengenai prospek kegiatan usaha pada kuartal III 2025. Hasil survei menunjukkan bahwa responden memproyeksikan kegiatan usaha akan terus meningkat pada triwulan tersebut, dengan SBT diperkirakan mencapai 11,98 persen. Optimisme ini didasarkan pada sejumlah faktor, termasuk perbaikan kinerja sektor Konstruksi sejalan dengan dimulainya beberapa proyek pemerintah maupun swasta. Sektor Pertambangan dan Penggalian juga diperkirakan akan terus tumbuh seiring dengan terjaganya permintaan global.
Secara keseluruhan, hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha yang dirilis oleh Bank Indonesia memberikan gambaran yang cukup komprehensif mengenai kondisi dan prospek dunia usaha di Indonesia. Peningkatan kinerja pada kuartal II 2025 menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia berada pada jalur pemulihan yang berkelanjutan. Namun, tantangan tetap ada, terutama terkait dengan ketidakpastian ekonomi global dan domestik. Oleh karena itu, pemerintah dan Bank Indonesia perlu terus berkoordinasi untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.
Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkelanjutan, pemerintah perlu fokus pada sejumlah agenda penting. Pertama, meningkatkan investasi di sektor infrastruktur. Pembangunan infrastruktur yang memadai akan meningkatkan konektivitas antar wilayah, menurunkan biaya logistik, dan meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global.
Kedua, meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Investasi di bidang pendidikan dan pelatihan akan meningkatkan keterampilan dan produktivitas tenaga kerja Indonesia, sehingga mampu bersaing di era ekonomi digital.
Ketiga, mendorong inovasi dan pengembangan teknologi. Pemerintah perlu memberikan insentif bagi perusahaan untuk melakukan riset dan pengembangan, serta memfasilitasi transfer teknologi dari negara-negara maju.
Keempat, meningkatkan efisiensi birokrasi dan mengurangi regulasi yang menghambat investasi. Pemerintah perlu terus melakukan reformasi birokrasi untuk menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif.
Kelima, menjaga stabilitas makroekonomi. Bank Indonesia perlu terus menjaga inflasi dan nilai tukar Rupiah agar tetap stabil, sehingga memberikan kepastian bagi pelaku usaha.
Dengan fokus pada agenda-agenda tersebut, Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkelanjutan. Dunia usaha diharapkan dapat terus berperan aktif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Selain itu, penting untuk dicatat bahwa survei ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, survei ini hanya mencakup sebagian kecil dari total pelaku usaha di Indonesia. Oleh karena itu, hasilnya mungkin tidak sepenuhnya representatif untuk seluruh dunia usaha. Kedua, survei ini didasarkan pada persepsi responden, yang mungkin subjektif dan tidak selalu akurat. Ketiga, survei ini hanya memberikan gambaran mengenai kondisi dan prospek jangka pendek. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif, diperlukan analisis yang lebih mendalam dan data yang lebih lengkap.
Meskipun demikian, Survei Kegiatan Dunia Usaha tetap merupakan salah satu sumber informasi yang penting bagi pemerintah, Bank Indonesia, dan pelaku usaha. Hasil survei ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan kebijakan dan keputusan bisnis yang lebih tepat. Bank Indonesia secara rutin melakukan survei ini untuk memantau perkembangan dunia usaha dan merumuskan kebijakan moneter yang sesuai. Pemerintah juga menggunakan hasil survei ini untuk mengevaluasi efektivitas kebijakan ekonomi dan merumuskan strategi pembangunan yang lebih tepat sasaran.
Pelaku usaha juga dapat memanfaatkan hasil survei ini untuk memahami tren pasar dan mengidentifikasi peluang bisnis baru. Dengan memahami kondisi dan prospek dunia usaha, pelaku usaha dapat membuat keputusan investasi yang lebih cerdas dan meningkatkan daya saing.
Dalam konteks global yang semakin kompleks dan dinamis, informasi yang akurat dan tepat waktu menjadi semakin penting. Survei Kegiatan Dunia Usaha merupakan salah satu alat yang dapat membantu pemerintah, Bank Indonesia, dan pelaku usaha untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di era globalisasi.
Bank Indonesia juga terus berupaya untuk meningkatkan kualitas survei ini dengan memperluas cakupan responden, meningkatkan akurasi data, dan mempercepat proses publikasi hasil survei. Dengan demikian, Survei Kegiatan Dunia Usaha diharapkan dapat terus menjadi sumber informasi yang relevan dan bermanfaat bagi semua pihak.
Selain itu, Bank Indonesia juga активно berkomunikasi dengan pelaku usaha dan pemangku kepentingan lainnya untuk mendapatkan masukan dan saran mengenai perbaikan survei ini. Dengan melibatkan berbagai pihak, Bank Indonesia berharap dapat menghasilkan survei yang lebih akurat, relevan, dan bermanfaat bagi semua pihak.
Secara keseluruhan, Survei Kegiatan Dunia Usaha merupakan salah satu instrumen penting dalam menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan. Dengan terus meningkatkan kualitas dan relevansi survei ini, Bank Indonesia berharap dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi pembangunan ekonomi Indonesia.