
Survei BI: Penjualan Eceran Juni Diperkirakan Naik
Bank Indonesia (BI) memberikan proyeksi menggembirakan mengenai kinerja penjualan eceran di Indonesia pada Juni 2025. Lembaga keuangan sentral ini memperkirakan adanya peningkatan signifikan dalam aktivitas penjualan ritel, didorong oleh kombinasi faktor musiman yang menguntungkan dan strategi pemasaran yang agresif dari para pelaku usaha. Prospek cerah ini memberikan angin segar bagi perekonomian nasional, menandakan optimisme di kalangan konsumen dan pelaku bisnis.
Menurut survei yang dirilis oleh BI pada 9 Juli 2025, Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Juni 2025 diperkirakan akan tumbuh sebesar 2,0 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), mencapai angka 233,7. Angka ini menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan dengan pertumbuhan yang tercatat pada bulan sebelumnya, yang mengindikasikan momentum positif dalam sektor ritel.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny, menjelaskan bahwa peningkatan ini didorong oleh beberapa faktor musiman yang saling terkait. Libur sekolah, yang merupakan momen penting bagi keluarga untuk berbelanja kebutuhan pendidikan dan rekreasi, memberikan dorongan signifikan terhadap penjualan ritel. Selain itu, Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Adha, yang identik dengan tradisi berkurban dan berbagi, juga memicu peningkatan konsumsi masyarakat, terutama untuk kebutuhan pangan dan sandang.
Tidak hanya itu, program potongan harga tengah tahun (mid-season sale) yang gencar dilakukan oleh berbagai toko dan pusat perbelanjaan juga menjadi daya tarik utama bagi konsumen. Diskon besar-besaran dan penawaran menarik lainnya berhasil menarik perhatian masyarakat untuk berbelanja, sehingga meningkatkan volume penjualan secara keseluruhan.
Survei BI juga menyoroti sektor-sektor yang menjadi kontributor utama terhadap peningkatan penjualan eceran pada Juni 2025. Kelompok bahan bakar kendaraan bermotor mencatat pertumbuhan yang signifikan, seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat selama libur sekolah dan perayaan Idul Adha. Selain itu, sektor suku cadang dan aksesori kendaraan juga mengalami peningkatan, yang mengindikasikan adanya peningkatan aktivitas perawatan dan perbaikan kendaraan pribadi.
Subkelompok sandang juga tidak ketinggalan dalam memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan penjualan eceran. Kebutuhan masyarakat akan pakaian baru untuk merayakan Idul Adha dan menghadiri berbagai acara sosial menjadi faktor pendorong utama peningkatan penjualan di sektor ini.
Secara bulanan (month-to-month/mtm), penjualan eceran pada Juni 2025 juga diperkirakan akan tumbuh sebesar 0,5 persen. Peningkatan ini didorong oleh kenaikan penjualan di sebagian besar kelompok barang, terutama kelompok peralatan informasi dan komunikasi, bahan bakar kendaraan bermotor, serta barang budaya dan rekreasi. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen semakin tertarik untuk berbelanja berbagai jenis barang, mulai dari kebutuhan pokok hingga barang-barang yang berkaitan dengan gaya hidup dan hiburan.
Kinerja penjualan eceran secara keseluruhan menunjukkan tren peningkatan yang bertahap. Pada Mei 2025, IPR tercatat sebesar 232,4, atau tumbuh sebesar 1,9 persen secara tahunan. Angka ini meningkat dibandingkan dengan April 2025, yang mencatat kontraksi sebesar 0,3 persen (yoy). Hal ini mengindikasikan bahwa sektor ritel mulai pulih dari tekanan yang dialami pada awal tahun, dan menunjukkan potensi pertumbuhan yang berkelanjutan di masa depan.
Selain memberikan proyeksi mengenai penjualan eceran, survei BI juga memberikan pandangan mengenai ekspektasi harga di masa mendatang. BI memprediksi bahwa tekanan inflasi pada tiga bulan mendatang (Agustus 2025) akan menurun. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Agustus 2025 yang sebesar 139,6, lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya yang sebesar 141,9.
Namun, BI juga memperkirakan bahwa tekanan inflasi akan meningkat pada enam bulan mendatang (November 2025). IEH November 2025 diperkirakan akan meningkat menjadi sebesar 151,3 dari bulan sebelumnya yang sebesar 144,5. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat dan pelaku bisnis perlu bersiap menghadapi potensi kenaikan harga di masa depan, terutama menjelang akhir tahun.
Secara keseluruhan, survei BI memberikan gambaran yang positif mengenai prospek penjualan eceran di Indonesia pada Juni 2025. Peningkatan yang diperkirakan akan terjadi memberikan harapan baru bagi pertumbuhan ekonomi nasional, dan menunjukkan bahwa sektor ritel memiliki potensi yang besar untuk terus berkembang di masa depan.
Namun, perlu diingat bahwa proyeksi ini juga dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal dan internal yang dapat berubah sewaktu-waktu. Oleh karena itu, pelaku bisnis dan pemerintah perlu terus memantau perkembangan ekonomi global dan domestik, serta mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan sektor ritel.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain adalah:
- Meningkatkan daya beli masyarakat: Pemerintah dapat mengambil kebijakan yang mendukung peningkatan pendapatan masyarakat, seperti memberikan bantuan sosial, meningkatkan upah minimum, dan menciptakan lapangan kerja baru.
- Menjaga stabilitas harga: Pemerintah perlu terus berupaya menjaga stabilitas harga barang dan jasa, terutama kebutuhan pokok, agar tidak memberatkan masyarakat dan mengurangi daya beli mereka.
- Mendorong inovasi dan digitalisasi: Pelaku bisnis perlu terus berinovasi dan memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi, memperluas jangkauan pasar, dan memberikan pengalaman berbelanja yang lebih baik kepada konsumen.
- Memperkuat rantai pasok: Pemerintah dan pelaku bisnis perlu bekerja sama untuk memperkuat rantai pasok, memastikan ketersediaan barang dan jasa, serta mengurangi risiko gangguan yang dapat mempengaruhi harga dan distribusi.
- Meningkatkan promosi dan pemasaran: Pelaku bisnis perlu terus melakukan promosi dan pemasaran yang efektif untuk menarik perhatian konsumen dan meningkatkan penjualan.
Dengan mengambil langkah-langkah yang tepat, sektor ritel di Indonesia dapat terus tumbuh dan berkembang, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian nasional, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Survei BI ini menjadi sinyal positif yang perlu direspon dengan bijak dan dijadikan landasan untuk mengambil keputusan strategis di masa depan. Peningkatan penjualan eceran bukan hanya sekadar angka, tetapi juga cerminan dari optimisme, kepercayaan, dan harapan akan masa depan ekonomi yang lebih baik.
